diam dalam sepi membuat saya berfikir. memaksa berfikir. terpaksa berfikir
tentang apa yg benar-benar terjadi.
karna sebenarnya, buruk atas rasa ini, risih untuk diusik.
mungkin karena takut menghakimi diri sendiri, sebenarnya saya yang salah. mutlak saya.
sehingga timbul rasa untuk meminta maaf kepada banyak pihak.
bukan tidak mau, bukan tidak mampu.
tapi karena ini semua tersirat, perang antar perasaan.
ini semua logis, dan fakta adanya. berhentilah menepisnya dengan mengatakan "ini cuma perasaan aja"
bangunlah! ini bukan mimpi, tapi nyata.
mungkin hanya beberapa yang nantinya akan mengakui kemunafikan ini.
karena kadang, wanita sulit merasionalkan perasaannya. ini bagian tersulitnya.
lalu ada apa? apa yang dirasa mengganjal dalam hati?
saya tertekan atas sikapnya, sikap mereka.
dan saya muak memunafikkan rasa.
karakter kita, bukan asal daerah kita, bukan agama kita.
cara pandang kita terhadap kesempatan. cara memilih langkah untuk sampai ditujuan.
dan niat yang jauh berbeda.
saya hanya ingin mencuri pengalaman.
di sini, cinta dan kasih sayang hanya akan menyakiti yang lain.
tidak ada rasa simpatik, hanya banyak mengkritik.
penyakit hati semakin menjangkit.
di mana agamamu yang menuntun, kecantikan akhlak, ke-gentle-an sikap?
semuanya terasa agresif. apa2 yang belum siap saya hadapi, terjadi.
sifatnya menantang. kalo pulang cuma jadi pecundang.
dulu saya masih berani menantang, abi berdiri di belakang.
sekarang saya jantan, hadapi kenyataan.
melawan orang perlahan-lahan, kenali medan.
karena ini bukan kawasan, lagi-lagi tentang perasaan.
Jatinangor, 1 Januari 2011
0 komentar:
Posting Komentar